KOMPAS365, Manila – Wakil Presiden Filipina, Leni Robredo, telah mundur dari kabinet setelah Presiden Rodrigo Duterte melarangnya menghadiri pertemuan kabinet.
Sebagaimana dilaporkan VOA, Senin (05/12/2016), Leni mundur dari posisinya sebagai Menteri Perumahan dan Pembangunan Kota (HUDCC), tetapi akan melanjutkan tugasnya sebagai wakil presiden terpilih.
Dalam surat pengundurannya, politisi dari Partai Liberal itu memberi tahu Presiden Duterte melalui akun TwitterNya bahwa, “Bertahan di kabinet anda telah menjadi sesuatu yang sangat tidak mungkin.”
Leni menerima pesan SMS dari Sekretaris Kabinet Leoncio Evasco Junior, Sabtu (03/12/2016), yang mengatakan, Presiden menginginkan politisi perempuan itu berhenti menghadiri semua pertemuan kabinet mulai Senin (05/12/2016)
Robredo mengatakan dalam suratnya kepada Presiden, keputusan itu secara efektif tidak memungkinkannya menjalankan tugas.
Di Manila, presiden dan wakil presiden dipilih secara terpisah, dan sering kali berasla dari partai politik yang berlawanan, seperti Duterte dan Leni.
Robredo juga menggungah pertanyaan ke akun TwitterNya bahwa ia telah diperingatkan mengenai kemungkinan adanya rencana untuk merebut posisinya sebagai wakil presiden.
“Ia juga mengatakan tidak akan membiarkan keinginan rakya ditindas.” Ucapnya
Pengunduran dirinya berlangsung di tengah badai politik yang dihadapi Duterte terkait keputusannya untuk mengizinkan pemakamam diktator yang sudah lama meninggal, Ferdinand Marcos, di taman makam pahlawan, serta penumpasan berdarah terhadap para kartel narkoba yang telah dikecam luas oleh negara-negara Barat dan badan-badan pemerhati HAM dunia.