BAYI YANG POSITIF NARKOBA

BAYI YANG POSITIF NARKOBA

KOMPAS365 JAKARTA  – Pada bulan ini sudah sekian kalinya tertangkapnya bandar-bandar narkoba yang sudah merajarela di indonesia dan pada kali ini terdapatnya kasus bayi lima bulan yang dipastikan memiliki bawaan narkotika jenis sabu. Pada kasus kali ini terjadinya di provinsi kalimantan Tengah.

BNN Kalimantan Tengah Kombes Sumirat Dwiyanto berkata bahwa bayi tersebut jelas dinyatakan positif narkoba dan setalh mengonsumsi air susu ibu (ASI) atau dapat dikatakan menyusu pada ibunya yang didapatkan mengkonsumsi narkotika.

Ini merupakan kasus yang pertama kali terjadi ibu menyusui anakanya akan tetapi sang ibu mengkonsumsi narkotika selama 6 tahun ini sebagai kabag humas. semoga ini menjadi pelajaran bagi semuanya,” Kata Sumirat  berada di kantor BNN.

Kejadian tersebut bisa terungkap karena sudah tertangkapnya dua pengedar sabu yang bernama Tan Tsi Chuan sebut saja BABEH, dan Deny Hidayat sebut saja Den yang di tangkap disebuah kios tempat usaha deni di jalan Tjilik riwut.

Pada saat kita melakukan pengerebekan terhadap anaknya yang masih berusia 5 bulan dan ternyata setealh kami lakukan pemeriksaan ternyata istri denny dan anak perempuan lainnya itu dinyatakan positif memiliki zat adiktif. Kata dia yang didapat.

Deny yang menjadi sang ayah dari balita itu diketahui dengan sengaja memberikan sabu kepada sang istri yagn masih berusia 22 tahun.

“karena sang ibu memakai sabu maka zat adiktif tersebut masuk kedalam tubuhnya dan kemudian akan mengalir ke anaknya yang di merambat ke sang balita.” Kata Sumirat.

Menurut dia ketika sabu pada anaknya yang ditular melalui asi menjadi lebih cepat dan lebih mengerikan di banding saat orang dewasa yang memakai secara langsung. Efeknya akan berdampak lebih besar kepada sang anak dikarena akan sang anak juga memiliki imun badan cukup lemah untuk tertular zat adiktif yang sangat berbahaya. Saat deny dan babeh telah di amankan di kantor BNN dan sementara sang ibu yang di ketahui telah menggunakan sabu selama +/- 1.5 bulan dan beserta bayinya diizinkan pulang untuk rehabilitasi.

Kita akan berusaha untuk melakukan rehabilitasi dan sang bayi akan terus kita lakukan pemantauan secara intensif yang berfungsi untuk melihat perkembang kesehatan sang balita dikarenakan sekali lagi ini merupakan kasus yang pertama yang saya tanggani.” Ujar Sumirat.